
W2NNEWS.COM — Bingung saat disuruh membuat surat laporan pertanggung jawaban (SPJ) palsu, Bendahara salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tulang Bawang Barat keluhkan aksi pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan salah satu oknum petugas Inspektorat setempat.
Menurut keterangan Bendahara SMP yang tidak ingin disebutkan namanya, oknum Inspektorat tersebut selalu meminta potongan sebesar Rp. 10.000,- persiswa disaat pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Memang benar Pak sekolah kami dimintai dana sebesar Rp. 10.000,; persiswa setiap dana BOS cair, jujur kami bingung untuk membuat SPJ harus bagaimana, makanya selama ini kami harus buat rekayasa laporan.” Ungkapnya, Rabu (27/11/2019).
Setelah ditelusuri Wartawan dilapangan, diketahui oknum Inspektorat tersebut diduga tidak hanya melakukan pungli di lingkungan SMP saja. Namun di Sekolah Dasar (SD) , Puskesmas dan Tiyuh (Kampung).
Hal tersebut terungkap saat salah satu Kepala Sekolah di salah satu SD yang juga tidak ingin disebutkan namanya membenarkan aksi pungli tersebut terjadi juga di sekolah yang dipimpinnya.
“Setiap dana BOS mas, itu salah satu hal yang wajib untuk kita setorkan ke Inspektorat kalo kita tidak setor mereka tidak mau melindungi kami lagi,” ujar Kepala Sekolah.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pimpinan Puskesmas setempat, Ia mengaku bahwa dalam 1 tahun Puskesmas selalu melakukan 2 kali penyetoran disetiap pencairannya.
“Namanya juga Birokrasi mas, kita ga bisa melawan, kalo melawan ya begitulah jadinya makanya terpaksa kita selalu memberikan amplop.” kata pimpinan Puskesmas tersebut sambil tersenyum.
Terlebih parahya lagi, sepengakuan dari salah satu Kepala Tiyuh, diduga aksi pungli tersebut sudah bukan lagi menjadi suatu rahasia umum melainkan sudah menjadi TRADISI disini.
Dihari yang sama untuk memastikan Informasi aksi pungli yang diduga dilakukan oknum Inspektorat yang dirasa sudah sangat meresahkan, Wartawan mencoba mengkonfirmasi secara langsung kepala Inspektorat Kabupaten Tulang Bawang Barat, Bustam Effendi, diruang kerjanya dan Beliau membantah semua isu tersebut.
“Itu tidak benar kalo Inspektorat mengambil atau meminta setoran, kalo ada oknum mungkin bisa jadi. Kalo mau bantu saya tolong tunjukan rekamannya atau tunjuk orangnya, dan silahkan dimuat saja beritanya.” Beber Bustam.