
W2NNEWS.COM — Menyikapi Pemberitaan zonalampung.com (24/02/2017), dugaan Kepala Sekolah SMP Muhammadiah yang menggelembungakan data siswanya, Kepala Bidang Pendidkan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Tengan (Lamteng) Krisna Spd. MM mengatakan bahwa SMP Muhammadiah masuk dalam katagori UP Normal karena jumlah siswa mereka dibawah 20 siswa perkelas.
“ SMP Muhammadiah masuk dalam katagori UP Normal dimana sesuai Juknis penggunaan dana Bantuan Oprasianal Sekolah (BOS) bagi sekolah yang jumlahnya dibawah 60 maka akan dihitung tetap menjadi 60 siswa”, kata Krisna Spd. MM saat dikonfirmasi diruang kerjanya , Selasa (28/02/2017).
Dirinya menjelaskan, sesuai dengan kebijakan Kementrian bagi sekolah yang Up Normal atau jumalah siswa di bawah 20 siswa akan tetap dihitung 20 siswa dan keseluruhan 60 siswa dibagi 3 kelas, maka ia membenarkan bahwa data SMP Muhammadiah menjadi 20 siswa.
“ maka ya benar- benar saja data SMP Muhammadiah menjadi 20 siswa karna dia termaksud sekolah Up Normal itu sesuai buku panduan Juknis, maka kami mengklarifikasi jika jumlah nya menjadi 20 itu sesuai juknis yang ada”, jelasnya.
Kepala Sekolah SMP Muhammaddiyah Bandarsari Kecamatan Padangratu Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), diduga melakukan penggelebungan siswa, dari data tahun 2015 – 2016 murid kelas VIII sejumlah 12 siswa dilaporkan Data Pesarta Didik (Dapodik), menjadi 20 siswa, kemudian tahun 2016 – 2017 melakukan hal yang sama yaitu siswa kelas IX jumlah murid 11 dilaporkan kedapodik menjadi 20 siswa.
Dari data yang dihimpun oleh Zonalampung.com jumlah data siswa yang berada di SMP Muhammaddiyah tidak sesuai dengan kenyataan nya, Kepala Sekolah SMP Muhammaddiyah di duga telah memalsukan 9 data siswa nya.
Kepala Yayasan Pendidikan Muhamadiyah Banjarsari Kecamatan Padangratu, Jumingan menyangkan dengan kejadian tersebut, dikarnakan Kepala Sekolah SMP Muhammaddiyah tidak pernah melaporkan hal tersebut ke pihak yayasan.
“ saya sangat menyayangkan mas, bila itu memang terjadi karena kita tau resiko dan hukuman nya tapi kalau itu benar, ya itu jadi tanggung jawab terduga”, ungkapnya.
Lanjutnya, pihaknya akan segera mengecek kepastian kebenaran data tersebut , dikarnakan hingga kini pihak yayasan belum memiliki data yang pasti, “ saya akan cek dulu mas kebenarannya apakah benar Kepala Sekolah memalsukan data mirud nya, “ lanjutnya. (warno).