W2NNEWS.COM — Batang sawit yang sudah tidak profuktif lagi biasanya lagi di tebang begitu saja atau dibakar dan tidak di manfaatkan lagi oleh si pemilik. Namun di tangan kreatif dari Anggota kelompok wanita Tani (KWT) Anggrek, kampung Timbul Rejo, Kecamatan Bangun Rejo, batang sawit masih dapat di manfaatkan Sebagai bahan Baku membuat gula merah dengan cara Pemanfaatan nira batang sawit, sedangkan lidi nya dibuat untuk anyaman piring (Rege), dan batang nya di hancur kan Sebagai tempat tumbuhnya jamur dan dahannya dapat di gunakan untuk kayu bakar Sebagai bahan bakar pembuatan gula merah sawit.
Menurut ketua KWT Anggrek, Rini Kuswati pembuatan Gula merah dari nira sawit ini sdh berjalan kurang lebih 2 tahun yang lalu dan pemasarannya sudah hingga ke Aceh.
”Alhamdulillah hingga saat ini masih berjalan dan kurang lebih sudah 3 tahun lebih KWT Anggrek membuat gula sawit dan hasilnya sangat di sukai oleh masyarakat dan kita tidak kesulitan dalam hal pemasaran bahkan sudah pernah melayani pesanan hingga ke Aceh. sedangkan setiap hari nya sudah ada tengkulak yang siap menampung dan sudah memesan gula gula dari Anggota kita, apalagi kalau musim hajatan tiba kita sangat kewalahan melayani pesanan ”,Terang Rini.
Rini kuswati. Ketua kwt anggrek kampung Timbul rejo mengatakan ada 25 orang anggota nya yang mempunyai kegiatan yang bernilai ekonomi yakni dalam perbuatan gula merah dari nira sawit dan juga pembuatan rege.
”Anggota KWT Anggrek ada 25 orang dan di bagi menjadi dua kelompok yakni 10 orang yang membuat gula sawit, 10 orang membuat anyaman dari lidi sawit atau yang biasa di sebut Rege dan sudah banyak pesanan saat ini sedangkan yang lainnya bergerak di pemasaran”,ungkapnya
Dengan adanya kreatif dari para anggota KWT ini, setiap keluarga dapat tambahan penghasilan uang sebesar 3 – 4 juta/bulan dan tidak mengganggu aktivitas yang lainnya.
”Dengan adanya kegiatan pembuatan gula sawit ini hasil perbulannya mencapai Rp. 3-4 juta rupiah dan tidak mengganggu pekerjaan yang pokok sebagai petani”.Tuntas nya
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lampung Tengah, Jumali mengatakan bahwa Dinas ketahanan pangan mempunyai program bagi peningkatan ekonomi masyarakat dengan Pemanfaatan lingkungan sekitar untuk meningkatkan ekonomi petani.
”Salah satu program Dinas Ketahanan Pangan Lampung Tengah ada Defisikasi Pangan dan gizi, bagaimana kita memanfaatkan pekarangan Sebagai sumber pendapatan dari sisi ekonomi dan sisi estika, keindahan, serta pemenuhan gizi keluarga dan diharapkan Pemanfaatan pekarangan ini dapat menyumbang pendapatan keluarga tani kita yang ada di kabupaten Lampung Tengah seperti gula merah sawit ini dan juga mendesign pekarangan kita sebagai tambahan ekonomi mulai penghasilan dari harian, mingguan, bulanan dan juga penghasilan musiman dan ini lah yang kita kembangkan melalui KWT di Lampung Tengah ”,terang Jumali.
Jumali berharap dengan adanya contoh dari KWT Anggrek ini diharapkan muncul KWT lainnya , dan juga menggugah masyarakat Lampung Tengah lainnya untuk lebih kreatif sehingga peningkatan ekonomi di mulai dari kampung.
”Harapannya akan muncul usaha usaha baru sesuai dengan program dari pak Bupati Lampung Tengah, DR Ir Mustafa yakni home industry atau ekonomi kreatif yang berbasis dari KWT karena bisa menampung tenaga kerja baru dan apa yang di lakukan oleh KWT Anggrek ini diharapkan bisa di tularkan sehingga ada kesetaraan penghasilan di desa atau kampung itu sendiri ”, pungkas nya.